Zaman dulu, disuatu kerajaan besar, hiduplah siorang prajurit namanya Mark. Mark adalah perajurit yang gagah berani. Beratus kali sudah dia berperang membelah negaranya. Suatu hari, ketika raja sedang berkeliling di iringin pembesar-pembesar kerajaan, Mark maju kedepan lalu memohon.
“ Yang mulia,” katanya, “bertahun-tahun aku mengabdi, tapi kini, untuk hidupun gajiku tidak cukup. Bolehkah hamba mohon kenaikan gaji?”
Raja marah karna merasa terganggu.
“Tak tahu sopan santun!”bentak raja.
“Mingir! Atau...kusuruh pengawal memenjarahkan kamu.”
Mark kembali kepondoknya yang rewot. Dibukanya pakaian prajurit, dilembarkannya tanda-tanda jasanya,lalu dia mengambil pedangnya dan melangkah pergi. Setelah berjalan berjam-jam,sampailah dia kehutan lebat. Dalam hutan itu ada pondok nenek sihir.
Penyihir itu mau memberinya penginapan kalau Mark bersedia turun kesumur tua, mengambilkan sebuah pelita bernyala biru. Mark setuju. Dia turun kedalam sumur,duduk dalam keranjang yang diikat tali dan talinya dipegangi sipenyihir. Mark menemukan pelita itu dan penyihir mulai menaikannya keatas. Tetapi sesungguhnya dia berniat mengelabuhi Mark.
“berikan pelita itu padaku,” serunya, “nanti ku tarik kau keatas.”
Tapi mark sama cerdiknya dengan si penyihir
“kau pasti akan menipuku,” kata mark.
“jika pelita ini sudah kau pegang, kau tak pernah membutuhkan aku lagi.”
Dengan marah penyihir mencampakkan tali.
“pikirkan baik- baik kata- katamu,” teriaknya.
Untunglah mark tidak cedera. Untuk menenangkan hatinya dia menyalakan rokoknya dengan pelita itu. Tiba- tiba muncullah peri hitam di hadapannya.
“ada perintah, tuanku?” kata peri itu. Mark terkejut, tapi cepat- cepat dia berkata, “keluarkan aku dari sini.”
Peri itu tidak ahanya mengeluarkan mark dari dalam sumur, tapi juga memberinya rumah serta harta berlimpah- limpah.
“jika tuan ingin memanggilku,” kata peri hitam, “nyalakan pipa tuan dengan pelita ini... aku akan datang.”
Mark menikmati hidupnya yang mewah, tapi tak lama. Segera dia ingat bagaimana raja memperlakukannya dengan tidak adil.
Kata mark, “culiklah putri raja. Bawa kemari!”
Ketika putri malang itu tiba di rumahnya, mark memperlakukannya seperti pelayan. Keesokan harinya, di kembalikannya putri itu ke istana.
Raja sangat marah waktu putrinya mengatakan bahwa selop peraknya tertinggal di sebuah rumah yang tak dikenal. Di kerahkannya prajurit kerajaan untuk mencari selop perak itu. Akhirnya ketemu.
Mark di tangkap dan di hukum mati. Tapi dia mengajukan permohonan terakhir, tentu saja untuk menyalakan rokok dan pelitanya.
Ketika peri hitam muncul, mark menyuruh mengambil tongkat dan memukuli para pengawal, bahkan juga sang raja. Raja menjadi sadar. Mark diampuni dan di nikahkan dengan putrinya. Kini raja tak lagi mudah marah.
Dan si peri hitam? Dia tetap mengabdi mark. Dia selalu siap melayani mark dan istrinya agar mereka selalu hidup bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar